[Fanfict Freelance] Buddy Racer
Buddy
Racer
Author :Nawang Sasi
Cast :Rio Haryanto and Buddy (You/OC)
Genre : fluff, friendship, life
Rating : PG 15
Length: Ficlet
Disclaimer :Mas Rio milik
Tuhan YME dan orang tua, setting dan fanfict ini milik Author. Maaf kalo ada
typo beterbaran.
Tubuh tegapnya lunglai di
pembaringan, kepayahan akibat sesi latihan menjelang debut perdana disetiap
detik hidupnya yang kian berjalan semakin dekat, menuju satu hal mengapa ia
berada di sini, jauh dari rumah dan kampung halaman, juga rekan-rekan yang
kerap menjadi alasan ia tak mau pergi jauh-jauh dari negara tercinta.
Dilihatnya
jam digital di atas nakas kamar hotel, pukul 1 dini hari. Larut, sangat larut.
Kalau dihitung-hitung, di Indonesia masih pukul 9 malam lebih sedikit lah. Dan
dia harus tidur, atau debut perdananya akan gagal karena tiba-tiba ketiduran di
tengah jalan. Itu tidak mungkin. Konyol. Tapi masalahnya, badannya lelah,
sedangkan mata dan otaknya tidak.
Kembali
membayangkan bagaimana latihan tadi pagi berlangsung. Dirinya dengan mobil
kebanggan bersama mobil-mobil balap F1 yang lain, berbaris rapi layaknya
showroom terkemuka. Mengingat hal itu membuat perut dadanya tak enak. Khawatir
dan gugup. Wajar saja bukan?
─Tuling!─
Siapa itu?
Ada seseorang mengirim pesan via chat malam-malam begini.
Diraihnya
benda pipih berbentuk persegi yang berada tak jauh dari daun telinganya. Getar
ponselnya membuat cuping telinganya ikut bergetar.
Woah,
sejak kapan dia tidak mengecek akun media sosial? Kira-kira sejam yang lalu,
tapi tahu-tahu sudah ratusan begini. Notifikasi bertambah terus menerus.
Sebelum
menengok chat dari seseorang itu, sempat dibuka pesan-pesan yang belum terbaca.
‘Rio, semangat terus yo!’
‘Kalo besok sampek garis finish, kamu balik ke
Solo langsung tak bayarin makan seminggu deh!’
‘Rio, bawa’in bule autralia satu ya, buat aku!
Hehe...’
Tertawa. Senang mendapat pesan dari
sobat-sobatnya. Kangen, siapa yang nggak kangen? Dan juga....
From : Buddy
Seorang teman dengan panggilan
akrab, Buddy. Kalau boleh jujur, dia paling rindu dengan temannya yang
satu ini. Kapan terakhir dia ketemu Buddy, si anak bandel? Saat main
kembang api bareng yang lain, mungkin? Salah. Tiap dia pulang, anak ini selalu
siap di depan tangga rumahnya sambil melompat-lompat tidak jelas seperti atlit
pencak silat.
Dibacanya pesan dari Buddy.
‘Hallo Racer,
belum tidur nih pasti. Tidur gih!’
Chat paling tidak jaga image dari
mana lagi kalau bukan dariBuddy. Temannya ini pasti peramal. Pasalnya,
selalu tahu apa kegiatan yang dilakukannya. Ada ikatan batin, bisa jadi.
Diketik balasan dengan cepat.
From : Rio
Haryanto
‘Ini juga mau
tidur, gara-gara kamu yang chat gitu kok. Kemana aja kamu? Dua hari nggak ada
berita.’
─Tuling!─
Bukan main, Buddy masih kilat
dalam membalas chat-nya.
From : Buddy
‘Aku ini
manusia, manusia juga ada sibuknya juga lah.’
From : Rio
Haryanto
‘Emangnya bisa
sibuk?’
From : Buddy
‘Eh,
begini-begini aku ini anak sibuk. Tahu nggak, kucing tetangga yang tiap hari
datang ke rumah itu, mirip banget sama kamu, tiap hari ku peluk sampek remuk
dia.’
Apa? Dia? Mirip dengan kucing
tetanga? Kucing bulukan yang tiap hari nyolong ikan itu? Minta di lempar
kesungai ternyata si Buddy ini!
Masih ingat sekali, setiap pulang ke
rumah, Buddy langsung melompat padanya dan main peluk. Dan korban pelukan
itu siapa lagi kalau bukan dia? Setidaknya dia mulai terbiasa dipeluk sampai
remuk.Terbalik. Badan kerempeng Buddy yang remuk kalau dipeluk.
From : Rio
Haryanto
‘Kucing
tetangga langsung lari kalau ketemu kamu,’
From : Buddy
‘Badanmu sih
gede, susah ngeremukin-nya, haha...’
Sebelum dia sempat mengetik balasan
lagi, si Buddy sudah mengirim chat.
From : Buddy
‘Kalo besok
pulang, aku kasih kado deh! Kadonya : jalan-jalan bareng aku.’
Pfft! Kado macam apa itu? Ini dia
kebiasaan Buddy. Selalu memberi kado, hanya saja kadonya bukan benda.
Tapi dalam bentuk tindakan. Ya, seperti ini. Makin lama semakin aneh.
From : Rio
Haryanto
‘Jalan-jalan
bareng orang utan kaya kamu. Hehe...
Nggak ada kado yang lebih bagus apa?’
Nggak ada kado yang lebih bagus apa?’
From : Buddy
‘What? Orang
utan? Kalo aku orang utan, kamu apa dong? Kingkong?’
Rio tertawa lagi menanggapi balasan Buddy.
Iya, orang utan. Orang utan cantik.
From : Buddy
‘Itu sudah yang
paling bagus. Kalau nggak mau juga nggak apa-apa. ─Angry Emoticon’
Selera humor Buddycukup
bagus. Lebih-lebih bisa membuatnya tertawa. Atau dia-nya yang kadang humornya terlalu
rendah? Sampai candaan garing semacam itu bisa terasa lucu untuknya.
Hampir dia mengetik balasan, Buddy
sudah menyela dengan mengirim sebuah pesan lagi. Isi pesan Buddy ini membuatnya
tertegun beberapa detik untuk membaca
tulisan itu berulang-ulang.
From : Buddy
‘Pokoknya,
kalau ada tangan dan kakimu yang patah, bahkan kulitmu tergores sedikit saja, awas
ya!’
Lho, lho, lho, anak ini khawatir
tapi pakai acara ancam-ancaman segala.
Apapun yang terjadi, yang namanya
keselamatan itu nomor satu. Tidak perlu diingatkan pun, dia akan sebaik mungkin
menjaga tubuhnya ketika bergelut di arena sircuit maupun latihan.
Terpikirkan sebuah kalimat sederhana.
Setidaknya cukup untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan selama ini.
Bukan kalimat yang cukup hebat untuk
dapat dibagi dengan siapapun. Karena pesan ini memang khusus ditujukan kepada Buddy.
Akan malu nantinya kalau pesan ini sampai tersebar kemana-mana.
Diketik dengan cepat dan mengirim tanpa
mengecek kembali, tidak peduli meski ada typo terselip. Ditaruh ponsel di atas
nakas, kemudian menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh dari kaki hingga
kepala.
Rio bergumam pelan, ‘dibaca tidak
ya....’
.
.
.
.
.
From : Rio
Haryanto
‘Oke....
Kalau aku pulang nggak ada luka, jalan-jalan sama aku ya! Udah janji lho!’
Kalau aku pulang nggak ada luka, jalan-jalan sama aku ya! Udah janji lho!’
.
.
.
Ngomong-ngomong, ada satu hal lagi
yang perlu diketahui. Mengenai identitas Buddy.
Buddy ini gadis tetangga sebelah yang tomboy, suka main gocart, si
cerewet, dan juga... cantik.
Dan gadis ini cukup berhasil menarik
perhatiannya selama tiga tahun ini.
.
.
.
─Tuling!─
From : Buddy
‘Ayay, Racer!’
Astaga, mungkin Rio benar-benar nggak
akan bisa tidur malam ini.
~FIN~
Pertama kali bikin fanfict cast-nya
Mas Rio. Ini gegara Mas Rio yang berhasil masuk F1. Nggak tau kalau ada yang
suka apa enggak sama fanfict ini.
#bodoamat
#yangpentingMasRiomasukF1
Jelasnya, semangat buat Rio Haryanto!
Selamat berkompetisi dan jaga kesehatan selalu!
Ini setting dan waktunya pas Mas Rio
di Melbourne sebelum debut F1, jadi flashback gitu. Kalau ada yang mau sequel,
coment ya... Thanks...
0 komentar:
Posting Komentar