Sabtu, 02 April 2016

[Fanfict Freelance] Buddy Racer


[Fanfict Freelance] Buddy Racer



Buddy Racer
Author :Nawang Sasi
Cast :Rio Haryanto and Buddy (You/OC)
Genre : fluff, friendship, life
Rating : PG 15
Length: Ficlet
Disclaimer :Mas Rio milik Tuhan YME dan orang tua, setting dan fanfict ini milik Author. Maaf kalo ada typo beterbaran.

           
            Tubuh tegapnya lunglai di pembaringan, kepayahan akibat sesi latihan menjelang debut perdana disetiap detik hidupnya yang kian berjalan semakin dekat, menuju satu hal mengapa ia berada di sini, jauh dari rumah dan kampung halaman, juga rekan-rekan yang kerap menjadi alasan ia tak mau pergi jauh-jauh dari negara tercinta. 

Dilihatnya jam digital di atas nakas kamar hotel, pukul 1 dini hari. Larut, sangat larut. Kalau dihitung-hitung, di Indonesia masih pukul 9 malam lebih sedikit lah. Dan dia harus tidur, atau debut perdananya akan gagal karena tiba-tiba ketiduran di tengah jalan. Itu tidak mungkin. Konyol. Tapi masalahnya, badannya lelah, sedangkan mata dan otaknya tidak. 

Kembali membayangkan bagaimana latihan tadi pagi berlangsung. Dirinya dengan mobil kebanggan bersama mobil-mobil balap F1 yang lain, berbaris rapi layaknya showroom terkemuka. Mengingat hal itu membuat perut dadanya tak enak. Khawatir dan gugup. Wajar saja bukan? 

─Tuling!─

Siapa itu? Ada seseorang mengirim pesan via chat malam-malam begini.

Diraihnya benda pipih berbentuk persegi yang berada tak jauh dari daun telinganya. Getar ponselnya membuat cuping telinganya ikut bergetar. 

Woah, sejak kapan dia tidak mengecek akun media sosial? Kira-kira sejam yang lalu, tapi tahu-tahu sudah ratusan begini. Notifikasi bertambah terus menerus. 

Sebelum menengok chat dari seseorang itu, sempat dibuka pesan-pesan yang belum terbaca. 

‘Rio, semangat terus yo!’

‘Kalo besok sampek garis finish, kamu balik ke Solo langsung tak bayarin makan seminggu deh!’

‘Rio, bawa’in bule autralia satu ya, buat aku! Hehe...’

Tertawa. Senang mendapat pesan dari sobat-sobatnya. Kangen, siapa yang nggak kangen? Dan juga....

From : Buddy

Seorang teman dengan panggilan akrab, Buddy. Kalau boleh jujur, dia paling rindu dengan temannya yang satu ini. Kapan terakhir dia ketemu Buddy, si anak bandel? Saat main kembang api bareng yang lain, mungkin? Salah. Tiap dia pulang, anak ini selalu siap di depan tangga rumahnya sambil melompat-lompat tidak jelas seperti atlit pencak silat. 

Dibacanya pesan dari Buddy.

‘Hallo Racer, belum tidur nih pasti. Tidur gih!’

Chat paling tidak jaga image dari mana lagi kalau bukan dariBuddy. Temannya ini pasti peramal. Pasalnya, selalu tahu apa kegiatan yang dilakukannya. Ada ikatan batin, bisa jadi. 

Diketik balasan dengan cepat. 

From : Rio Haryanto
‘Ini juga mau tidur, gara-gara kamu yang chat gitu kok. Kemana aja kamu? Dua hari nggak ada berita.’

─Tuling!─

Bukan main, Buddy masih kilat dalam membalas chat-nya. 

From : Buddy
‘Aku ini manusia, manusia juga ada sibuknya juga lah.’

From : Rio Haryanto
‘Emangnya bisa sibuk?’

From : Buddy
‘Eh, begini-begini aku ini anak sibuk. Tahu nggak, kucing tetangga yang tiap hari datang ke rumah itu, mirip banget sama kamu, tiap hari ku peluk sampek remuk dia.

Apa? Dia? Mirip dengan kucing tetanga? Kucing bulukan yang tiap hari nyolong ikan itu? Minta di lempar kesungai ternyata si Buddy ini! 

Masih ingat sekali, setiap pulang ke rumah, Buddy langsung melompat padanya dan main peluk. Dan korban pelukan itu siapa lagi kalau bukan dia? Setidaknya dia mulai terbiasa dipeluk sampai remuk.Terbalik. Badan kerempeng Buddy yang remuk kalau dipeluk. 

From : Rio Haryanto
‘Kucing tetangga langsung lari kalau ketemu kamu,’

From : Buddy
‘Badanmu sih gede, susah ngeremukin-nya, haha...’

Sebelum dia sempat mengetik balasan lagi, si Buddy sudah mengirim chat.

From : Buddy
‘Kalo besok pulang, aku kasih kado deh! Kadonya : jalan-jalan bareng aku.’

Pfft! Kado macam apa itu? Ini dia kebiasaan Buddy. Selalu memberi kado, hanya saja kadonya bukan benda. Tapi dalam bentuk tindakan. Ya, seperti ini. Makin lama semakin aneh. 

From : Rio Haryanto
‘Jalan-jalan bareng orang utan kaya kamu. Hehe...
Nggak ada kado yang lebih bagus apa?’

From : Buddy
‘What? Orang utan? Kalo aku orang utan, kamu apa dong? Kingkong?’

Rio tertawa lagi menanggapi balasan Buddy. Iya, orang utan. Orang utan cantik.

From : Buddy
‘Itu sudah yang paling bagus. Kalau nggak mau juga nggak apa-apa. ─Angry Emoticon’

Selera humor Buddycukup bagus. Lebih-lebih bisa membuatnya tertawa. Atau dia-nya yang kadang humornya terlalu rendah? Sampai candaan garing semacam itu bisa terasa lucu untuknya. 

Hampir dia mengetik balasan, Buddy sudah menyela dengan mengirim sebuah pesan lagi. Isi pesan Buddy ini membuatnya tertegun beberapa detik untuk  membaca tulisan itu berulang-ulang. 

From : Buddy
‘Pokoknya, kalau ada tangan dan kakimu yang patah, bahkan kulitmu tergores sedikit saja, awas ya!’

Lho, lho, lho, anak ini khawatir tapi pakai acara ancam-ancaman segala.

Apapun yang terjadi, yang namanya keselamatan itu nomor satu. Tidak perlu diingatkan pun, dia akan sebaik mungkin menjaga tubuhnya ketika bergelut di arena sircuit maupun latihan. 

Terpikirkan sebuah kalimat sederhana. Setidaknya cukup untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan selama ini. 

Bukan kalimat yang cukup hebat untuk dapat dibagi dengan siapapun. Karena pesan ini memang khusus ditujukan kepada Buddy. Akan malu nantinya kalau pesan ini sampai tersebar kemana-mana.

Diketik dengan cepat dan mengirim tanpa mengecek kembali, tidak peduli meski ada typo terselip. Ditaruh ponsel di atas nakas, kemudian menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh dari kaki hingga kepala.
Rio bergumam pelan, ‘dibaca tidak ya....’
.

.

.

.

.
From : Rio Haryanto
‘Oke....
Kalau aku pulang nggak ada luka, jalan-jalan sama aku ya! Udah janji lho!’
.

.

.
Ngomong-ngomong, ada satu hal lagi yang perlu diketahui. Mengenai identitas Buddy.
Buddy ini gadis tetangga sebelah yang tomboy, suka main gocart, si cerewet, dan juga... cantik.
Dan gadis ini cukup berhasil menarik perhatiannya selama tiga tahun ini.
.
.
.
─Tuling!─
From : Buddy
‘Ayay, Racer!

Astaga, mungkin Rio benar-benar nggak akan bisa tidur malam ini.

~FIN~


Pertama kali bikin fanfict cast-nya Mas Rio. Ini gegara Mas Rio yang berhasil masuk F1. Nggak tau kalau ada yang suka apa enggak sama fanfict ini.
#bodoamat
#yangpentingMasRiomasukF1
Jelasnya, semangat buat Rio Haryanto! Selamat berkompetisi dan jaga kesehatan selalu!
Ini setting dan waktunya pas Mas Rio di Melbourne sebelum debut F1, jadi flashback gitu. Kalau ada yang mau sequel, coment ya... Thanks...




0 komentar:

Posting Komentar