Adorable Son’s and Dad’s
Adorable Son’s and Dad’s
Yoon
Sa Shi
Kim Taehyung a.k.a V (BTS), Kim Taekwon (OC) and Kim Taegeuk (OC)
Family, Funny, Life.
PG 15
Oneshoot
1... 2... 3... Action!
~ Happy Reading ~
Kata orang-orang tua yang bicara
padaku, banyak anak berarti banyak rejeki. Iya itu kalau anak-anakmu sudah
menjadi anak dewasa yang bisa mencari uang sendiri. Peribahasa itu belum
berlaku untukku. Sepertinya aku harus bersusah payah lebih dulu. Aku sendiri
bahkan masih menjadi seorang anak yang harus berbakti pada orang tua. Usiaku
masih terlalu muda untuk mendapatkan apa yang dibilang peribahasa di atas.
“Taekwon-ah,
Taegeukie. Makanlah dengan pelan-pelan!”
Dua balita yang
begitu menggemaskan dihadapanku ini masih setia dengan kue, bekal dari
eomma-nya. Mereka bahkan hampir tidak melihatku yang sedang memandangi mereka.
“Apakah kue-nya
enak? Appa juga mau.” Aku membuka mulutku, merajuk pada dua balita manis ini.
Ah iya, aku belum mengenalkan dua malaikat kecilku. Kim Taekwon, dia yang
paling sulung, usianya 2 tahun. Dia akan jadi kakak laki-laki yang keren. Dan
yang paling bungsu namanya Kim Taegeuk. Usia 7 bulan. Dia bayi perempuan yang
sangat menggemaskan.
Aku menamai
mereka dengan nama yang sudah ku idam-idamkan selama ini. Bahkan aku sudah
memberi nama pada mereka saat mereka belum lahir. Ingat saat interview? Akhirnya
itu semua terwujud sekarang. Dan aku sangat-sangat bersyukur. Aku, Kim Taehyung
si alien dengan pesona 4D akhirnya bisa menjadi seorang sang namja yang
sesungguhnya.
“Taekwon-ah, appa mau. Beri appa
secuil saja.” Aku bukannya ingin kue brownies coklat itu. Aku hanya ingin
bercanda dengan mereka berdua. Sayang, sepertinya kue itu lebih menyenangkan
dari pada aku.
“Ini punya Tek won,
appa minta Tek guk saja.” Kata Taekwon dengan suara yang masih cadel. Anak itu
menyembunyikan kuenya dan enggan berbagi denganku.
Aku beralih
pada Taegeuk. Anak ini masih berusia 7 bulan, tidak mungkin boleh makan
brownies. Kalau dia berani makan makanan manis itu, akulah yang akan dibunuh
oleh Grim Rapper. Bukan, maksutku istriku.
Taegeuk hanya
memainkan kue-nya dan meremas-remas kue itu. Kalau dia mulai memasukkannya ke
mulut, otomatis aku akan menjauhkan tangan mungil itu dari mulutnya.
“Taegeukie.”
Aku membuka mulutku lebar-lebar. Tapi bukannya menyuapiku, dia malah menangkup
wajahku dengan tangannya yang penuh coklat.
“Ya!
Taegeukie!” Aku memekik. Ku gendong Taegeuk dan segera mengambil tisu basah di
meja dekat tempatku duduk lesehan. Kami sedang di ruang tengah, tempat yang
cocok untuk bermain. Aku membersihkan tangan Taegeuk lebih dulu sebelum
membersihkan wajahku.
“Appa, Appa
belepotan!” Seru Taekwon sambil menunjuk-nunjuk wajahku.
“Iya, appa
belepotan karena Taegeuk.” Aku mencium pipi gembul Taegeuk lalu kembali
mendudukkan gadis kecilku di sebelah Taekwon. Anak ini terlalu lucu untuk
kumarahi. Aku menoleh pada Taekwon, anak laki-laki itu balas menatapku tanpa
berhenti mengunyah kuenya. Aku menyeringai.
“Karena kau
tidak mau memberi appa kue. Kalau begitu gantian appa yang akan memakanmu!” Aku
menangkap badan mungil Taekwon dan mulai menggelitikinya. Dia tertawa keras
karena geli.
“Ya, Kim Tae Hyung! Kau mau membuat
anakmu tersedak?”
Gawat! Grim Rapper
sudah kembali!
Ya, istriku
tiba-tiba sudah berada di ambang pintu dan langsung menimpukku dengan tas yang
dibawanya. Untung isinya tidak seberapa.
“Kenapa kau
kembali cepat sekali?” Tanyaku pada istriku tercinta. Dia menjauhkan Taekwon
dariku, dia juga menggendong Taegeuk dan menciuminya. Seolah ingat tujuannya kembali
lagi ke sini, dia menurunkan Taegeuk dan mengambil tas yang barusan melayang
dan jatuh tepat di punggungku.
“Aku lupa
ponselku.” Dia mengambil ponselnya yang ada di meja ruang tengah. Makanya aku
sendiri bertanya-tanya. Kenapa ponselnya ada disana? Memangnya dia tidak butuh
ponsel? Lalu bagaimana caraku untuk meneleponnya kalau dia meninggalkannya di
sana?
“Sudah tahu
ponselku ketinggalan, harusnya kau mengantarnya padaku.” Tukas istriku sambil
memasukkan ponselnya ke dalam tas.
“Mengantarnya?
Dengan Taekwon dan Taegeuk?” Aku balik bertanya. Tidak mungkin aku datang ke
acara reuni sekolahnya dengan membawa dua anak ini. Bisa-bisa aku ditinggal dan
tidak diperdulikan. Sedangkan dia asyik mengobrol dengan teman-teman masa
SMP-nya dulu.
”Mungkin inilah
yang dikatakan semua orang, kau itu makhluk absurd. ”Dia mengejekku karena
ketidak peka’anku.
“Begini -
begini kau sangat tergila – gila padakukan?”
“Jangan
mengarang cerita, Taehyung-ah!”
Menyebalkan,
dia masih saja mementingkan gengsi di depan anak – anaknya. Lihat saja nanti!
“Kalau ada
apa-apa telepon aku, oke?” Katanya sambil menaikkan alis. Wanita yang kucintai
sampai sekarang ini bergantian mencium pipi Taegeuk, Taekwon, dan juga pipiku.
“Ajaklah mereka
ke kebun binatang. Kau sangat ingin kesana bersama mereka bukan?” Katanya
sebelum keluar dari ruang tengah.
“Aku ingin kita
berempat pergi bersama.” Kataku. Ya, aku ingin kita berempat pergi bersama. Tapi
sepertinya, sekarang sudah saatnya waktu hanya untuk ayah dan anak.
“Kau sedang
tidak ada job, jalan-jalanlah. Kalau perlu ajaklah teman-temanmu.” Dia memberi
senyuman manisnya padaku. “Taegeukie, Taekwon-ah. Jaga appa baik-baik. Oke?”
Istriku melambai padaku dan kedua anaknya dan bablas begitu saja setelah
mengucapkan itu.
“Kenapa jadi
mereka yang harus menjagaku?” Aku mendengus dan kembali menoleh pada dua anak
yang masih melambai meskipun ibunya sudah keluar dari rumah.
“Taegeukie,
Taekwon-ah. Mau ke kebun binatang?” Tanyaku pada mereka.
“Mau, mau! Aku
mau lihat gajah!” Taekwon melonjak kegirangan. Sedangkan Taegeuk tolah-toleh
karena masih belum tahu apa itu kebun binatang.
*****
“Taekwon, tetap gandeng tangan appa.
Arra?” Perintahku pada Taekwon yang kugandeng. Anak itu menurut saja. Aku
mendorong kereta bayi dengan Taegeuk di dalamnya. Setelah mempersiapkan
perlengkapan perang, kami langsung menaiki mobil menuju kebun binatang. Dan
pada akhirnya, sampailah kami di sini. Di kebun binatang.
“Appa, appa.
Itu apa?” Taekwon menarikku dan menuntunku pada area rusa dan kijang. Dia tadi
asyik melihat kukang yang menggelantung di dahan.
“Ini namanya
rusa.” Jawabku. Sebenarnya rusa di sini banyak jenisnya, tapi mana Taekwon
peduli. Baginya semua rusa sama saja.
Aku menggendong
Taegeuk dan memperlihatkan bagaimana bentuk rusa itu. Ini pertama kalinya aku
mengaja Taegeuk dan Taekwon ke kebun binatang karena biasanya aku sangat sibuk
dengan pekerjaanku. Yah, shooting sana-sini. Konser dari negara ini ke negara
itu.
“Taekwon, mau
lihat singa? Appa suka sekali dengan singa.” Ajakku dengan ekspresi yang
membuat Taekwon penasaran dan tertarik dengan ajakanku. Aku memang suka sekali
dengan singa, jika ke kebun binatang aku harus melihat singa. Jangan sampai
absen dari hewan buas dan menakjubkan satu ini.
Sebelum ke area
singa dan harimau, kami melewati area simpanse. Aku ingat kenangan pahit juga
menggelikan jika melihat simpanse.
“Appa, mereka
lucu sekali! Itu namanya apa?” Tanya Taekwon lagi sambil menunjuk simpanse yang
sedang makan di rerumputan. Kami mendekat dan melihat-lihat simpanse lebih
dulu.
“Ini namanya
simpanse. Mirip Taekwon ya?” Godaku sambil tertawa-tawa.
“Tidak! Itu
lebih mirip appa!” Taekwon balas mengejekku. Sudahlah, sama saja. Kalau kata
Taekwon aku mirip simpanse, berarti dia juga mirip. Karena diakan anakku. Aku
terkekeh geli karena memikirkan tentang simpanse-simpane ini. Tentang aku yang bercerita
ketika intervew kalau aku pernah diludahi simpanse dan sejak saat itu Hyung
juga fans-fansku sering memanggilku ‘monyet’. Menyesal menceritakannya. Untung
semua itu tidak kumasukkan ke hati.
“Ayo kita
pergi! Biarkan mereka makan.” Aku kembali mendorong kereta dan mengajak Taekwon
ke rute selanjutnya.
Sampailah kita
di area kawasan singa dan hewan-hewan buas.
“Oaaam!!”
Taekwon menirukan suara auman singa. Dia lucu sekali. Kami menikmati
melihat-lihat hewan buas ini. Kami berdua sepertinya sama-sama menyukai singa.
“Taegeukie, kau
suka singa jugakan?” Aku menggendong Taegeuk dan memperlihatkan singa yang
dibatasi jeruji besi itu. Tentu dengan batas aman, aku tidak mau anakku sampai
dijadikan guling singa-singa itu.
Taeguek
melambai-lambaikan tangannya dan berusaha menggapai jeruji besi itu. Dia juga
suka singa ternyata.
“Siapa yang mau
es krim?” Tawarku. Taekwon mengangkat tangannya dengan mata berbinar-binar.
“Aku mau es
krim! Belikan!”
“Oke, kajja!”
Kubaringkan lagi Taegeuk ke dalam kereta dorong dan menggandeng Taekwon.
“Appa, rasa coklat itu lebih enak!”
Kata Taekwon dengan mulut dan pipi belepotan ice cream. Aku hanya mengangguk
mengiyakan. Taegeuk yang kupangku bahkan menggapai cone ice cream milikku.
“Jangan,
Taegeuk yang ini saja.” Aku mengambil botol susunya dan meminumkannya pada
Taegeuk. Awalnya dia tidak mau minum, tapi akhirnya mau juga.
Kami menikmati
ice cream di sebuah bangku di bawah pohon rindang. Melihat orang-orang yang
lalu lalang dengan keluarga mereka. Melihat sekeluarga yang duduk di bangku
dekat kami.
“Appa, kalau
eomma di sini pasti lebih menyenangkan.” Kata Taekwon.
“Tentu saja.
Kapan-kapan kita ajak eomma.” Kataku.
Burung merpati
terbang dan berhenti tepat di tanah di depan bangku kami. Ah, aku juga ingin
memberi makan burung merpati.
“Appa membawa
crakers udang.” Aku mengeluarkan sebuah bungkusan, menunjukkannya pada Taekwon
dan Taegeuk lalu membukanya. Crakers udangyang sudah kupersiapkan.
“Taegeukie,
beri makan burungnya.” Aku memberikan remah-remah biskuit itu di tangan
Taegeuk. Bukannya di lempar, Taegeuk lagi-lagi hampir memasukkan remah-remah
biskuit itu kemulutnya.
“Bukan dimakan,
tapi dilempar. Diberikan ke burung.” Aku mencontohkan pada Taegeuk.
Anak itu
melemparnya asal-asalan dan aku hanya tertawa. “Iya, pintar sekali.”
Burung merpati
itu memakan crakers yang dilempar Taegeuk. Anak itu tersenyum lebar
memperlihatkan gusinya.
“Aku juga ingin
beri makan burung!” Pinta Taekwon tidak mau kalah. Aku memberikan sepotong
crakers udang pada Taekwon. Hanya satu sampai empat burung yang berkurumun di
depan kami. Meskipun tidak banyak, tapi rasanya keinginanku selama ini sudah terbayar.
Ponselku
berdering, menyanyikan salah satu lagu terbaru kami. Lagu Bangtan Boys. Kurogoh
sakuku dan mengeluarkan ponsel dari saku jaket.
Telepon dari
Jung Ho Seok-Hyung.
“Oh, hallo
hyung?”
“Aku sedang di
kebun binatang bersama Taegeukie dan Taekwon-ah.”
“Fotoku?” Aku
melihat dua balita itu bergantian.
“Tentu, aku
akan mengirimkannya padamu. Ayo kita bersaing foto mana yang paling bagus!
Kirimkan juga hasil foto milik Namjoon-hyung.” Aku menutup teleponku. Ho
Seok-hyung memintaku mengirim foto selfieku bersama Taekwon dan Taegeuk saat di
kebun binatang. Dan dia juga akan mengirimkan fotonya bersama anaknya. Ho
Seok-hyung dan Namjoon-hyung sedang jalan-jalan ke Jepang sekaligus shooting
acara variety di sana.
Astaga, aku
sampai lupa untuk berfoto dan mengabadikan kenangan ini karena terlalu
menikmati kebun binatang.
“Ayo kita foto
bersama! Lalu kita unggah fotonya. Mereka akan iri pada kita.” Aku mengangkat
ponselku.
1... 2... 3....
Say Taetae!
Aku tersenyum
melihat hasil jepretan kami. Taegeuk dan Taekwon sangat menggemaskan. Kenangan
ini akan tersimpan dengan baik.
“Ayo kita
kirimkan ke eomma!” Kataku dan mulai meng-share foto selfie kami pada istriku
yang sekarang pasti sedang bersenang-senang dengan reuninya.
Ada coment-coment
yang masuk.
‘Kalian imut
sekali. Aku ingin ada di sana sekarang!’
Aku membaca
komentar dari istriku. Benarkan? Dia akan iri karena sekarang tidak ada di sini
bersama kami.
“Eomma,
datanglah kemari!” Tiba-tiba Taekwon berseru pada ponselku seolah teriakkannya
bisa sampai pada eommanya. Ini bukan video call ataupun sedang menelepon.
“Lain kali kita
ke sini bersama eomma. Eomma akan buat makanan yang banyak.” Celoteh Taekwon.
Aku mengangguk.
“Pasti akan
lebih menyenangkan kalau kita berempat datang kemari.” Aku mencubit pipi
Taekwon dan Taegeuk gemas.
“Appa benar-benar
bahagia sekarang.” Ujarku dengan senyum lebar yang jadi khasku.
Datang bersama
kedua anakku ke kebun binatang adalah hal yang paling membuatku bahagia. Akan
kubuat banyak moment-moment bahagia bersama mereka berdua. Taekwon dan Taegeuk.
~Fin~
Selesai deh!
Aku buat ini karena pas intervew, Taehyung-oppa katanya pingin punya dua anak
yang namanya Taekwon dan Taegeuk. Jadilah Ff ini. Ff kayak gini pasti udah
banyak ya. Tapi aku cuma pingin mengingatkan keinginan Taehyung-oppa aja. Kalau
ada kesamaan cerita, ini atas unsur ketidak sengaja’an.
Thank you and coment ya...
0 komentar:
Posting Komentar