Minggu, 31 Januari 2016

Adorable Son’s and Dad’s

Adorable Son’s and Dad’s



Adorable Son’s and Dad’s
Yoon Sa Shi
Kim Taehyung a.k.a V (BTS), Kim Taekwon (OC) and Kim Taegeuk (OC)

Family, Funny, Life.
PG 15
Oneshoot

1... 2... 3... Action!

~ Happy Reading ~

            Kata orang-orang tua yang bicara padaku, banyak anak berarti banyak rejeki. Iya itu kalau anak-anakmu sudah menjadi anak dewasa yang bisa mencari uang sendiri. Peribahasa itu belum berlaku untukku. Sepertinya aku harus bersusah payah lebih dulu. Aku sendiri bahkan masih menjadi seorang anak yang harus berbakti pada orang tua. Usiaku masih terlalu muda untuk mendapatkan apa yang dibilang peribahasa di atas.
“Taekwon-ah, Taegeukie. Makanlah dengan pelan-pelan!”
Dua balita yang begitu menggemaskan dihadapanku ini masih setia dengan kue, bekal dari eomma-nya. Mereka bahkan hampir tidak melihatku yang sedang memandangi mereka.
“Apakah kue-nya enak? Appa juga mau.” Aku membuka mulutku, merajuk pada dua balita manis ini. Ah iya, aku belum mengenalkan dua malaikat kecilku. Kim Taekwon, dia yang paling sulung, usianya 2 tahun. Dia akan jadi kakak laki-laki yang keren. Dan yang paling bungsu namanya Kim Taegeuk. Usia 7 bulan. Dia bayi perempuan yang sangat menggemaskan.
Aku menamai mereka dengan nama yang sudah ku idam-idamkan selama ini. Bahkan aku sudah memberi nama pada mereka saat mereka belum lahir. Ingat saat interview? Akhirnya itu semua terwujud sekarang. Dan aku sangat-sangat bersyukur. Aku, Kim Taehyung si alien dengan pesona 4D akhirnya bisa menjadi seorang sang namja yang sesungguhnya.
            “Taekwon-ah, appa mau. Beri appa secuil saja.” Aku bukannya ingin kue brownies coklat itu. Aku hanya ingin bercanda dengan mereka berdua. Sayang, sepertinya kue itu lebih menyenangkan dari pada aku.
“Ini punya Tek won, appa minta Tek guk saja.” Kata Taekwon dengan suara yang masih cadel. Anak itu menyembunyikan kuenya dan enggan berbagi denganku.
Aku beralih pada Taegeuk. Anak ini masih berusia 7 bulan, tidak mungkin boleh makan brownies. Kalau dia berani makan makanan manis itu, akulah yang akan dibunuh oleh Grim Rapper. Bukan, maksutku istriku.
Taegeuk hanya memainkan kue-nya dan meremas-remas kue itu. Kalau dia mulai memasukkannya ke mulut, otomatis aku akan menjauhkan tangan mungil itu dari mulutnya.
“Taegeukie.” Aku membuka mulutku lebar-lebar. Tapi bukannya menyuapiku, dia malah menangkup wajahku dengan tangannya yang penuh coklat.
“Ya! Taegeukie!” Aku memekik. Ku gendong Taegeuk dan segera mengambil tisu basah di meja dekat tempatku duduk lesehan. Kami sedang di ruang tengah, tempat yang cocok untuk bermain. Aku membersihkan tangan Taegeuk lebih dulu sebelum membersihkan wajahku.
“Appa, Appa belepotan!” Seru Taekwon sambil menunjuk-nunjuk wajahku.
“Iya, appa belepotan karena Taegeuk.” Aku mencium pipi gembul Taegeuk lalu kembali mendudukkan gadis kecilku di sebelah Taekwon. Anak ini terlalu lucu untuk kumarahi. Aku menoleh pada Taekwon, anak laki-laki itu balas menatapku tanpa berhenti mengunyah kuenya. Aku menyeringai.
“Karena kau tidak mau memberi appa kue. Kalau begitu gantian appa yang akan memakanmu!” Aku menangkap badan mungil Taekwon dan mulai menggelitikinya. Dia tertawa keras karena geli.
            “Ya, Kim Tae Hyung! Kau mau membuat anakmu tersedak?”
Gawat! Grim Rapper sudah kembali!
Ya, istriku tiba-tiba sudah berada di ambang pintu dan langsung menimpukku dengan tas yang dibawanya. Untung isinya tidak seberapa.
“Kenapa kau kembali cepat sekali?” Tanyaku pada istriku tercinta. Dia menjauhkan Taekwon dariku, dia juga menggendong Taegeuk dan menciuminya. Seolah ingat tujuannya kembali lagi ke sini, dia menurunkan Taegeuk dan mengambil tas yang barusan melayang dan jatuh tepat di punggungku.
“Aku lupa ponselku.” Dia mengambil ponselnya yang ada di meja ruang tengah. Makanya aku sendiri bertanya-tanya. Kenapa ponselnya ada disana? Memangnya dia tidak butuh ponsel? Lalu bagaimana caraku untuk meneleponnya kalau dia meninggalkannya di sana?
“Sudah tahu ponselku ketinggalan, harusnya kau mengantarnya padaku.” Tukas istriku sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.
“Mengantarnya? Dengan Taekwon dan Taegeuk?” Aku balik bertanya. Tidak mungkin aku datang ke acara reuni sekolahnya dengan membawa dua anak ini. Bisa-bisa aku ditinggal dan tidak diperdulikan. Sedangkan dia asyik mengobrol dengan teman-teman masa SMP-nya dulu.
”Mungkin inilah yang dikatakan semua orang, kau itu makhluk absurd. ”Dia mengejekku karena ketidak peka’anku.
“Begini - begini kau sangat tergila – gila padakukan?”
“Jangan mengarang cerita, Taehyung-ah!”
Menyebalkan, dia masih saja mementingkan gengsi di depan anak – anaknya. Lihat saja nanti!
“Kalau ada apa-apa telepon aku, oke?” Katanya sambil menaikkan alis. Wanita yang kucintai sampai sekarang ini bergantian mencium pipi Taegeuk, Taekwon, dan juga pipiku.
“Ajaklah mereka ke kebun binatang. Kau sangat ingin kesana bersama mereka bukan?” Katanya sebelum keluar dari ruang tengah.
“Aku ingin kita berempat pergi bersama.” Kataku. Ya, aku ingin kita berempat pergi bersama. Tapi sepertinya, sekarang sudah saatnya waktu hanya untuk ayah dan anak.
“Kau sedang tidak ada job, jalan-jalanlah. Kalau perlu ajaklah teman-temanmu.” Dia memberi senyuman manisnya padaku. “Taegeukie, Taekwon-ah. Jaga appa baik-baik. Oke?” Istriku melambai padaku dan kedua anaknya dan bablas begitu saja setelah mengucapkan itu.
“Kenapa jadi mereka yang harus menjagaku?” Aku mendengus dan kembali menoleh pada dua anak yang masih melambai meskipun ibunya sudah keluar dari rumah.
“Taegeukie, Taekwon-ah. Mau ke kebun binatang?” Tanyaku pada mereka.
“Mau, mau! Aku mau lihat gajah!” Taekwon melonjak kegirangan. Sedangkan Taegeuk tolah-toleh karena masih belum tahu apa itu kebun binatang.

*****

            “Taekwon, tetap gandeng tangan appa. Arra?” Perintahku pada Taekwon yang kugandeng. Anak itu menurut saja. Aku mendorong kereta bayi dengan Taegeuk di dalamnya. Setelah mempersiapkan perlengkapan perang, kami langsung menaiki mobil menuju kebun binatang. Dan pada akhirnya, sampailah kami di sini. Di kebun binatang.
“Appa, appa. Itu apa?” Taekwon menarikku dan menuntunku pada area rusa dan kijang. Dia tadi asyik melihat kukang yang menggelantung di dahan.
“Ini namanya rusa.” Jawabku. Sebenarnya rusa di sini banyak jenisnya, tapi mana Taekwon peduli. Baginya semua rusa sama saja.
Aku menggendong Taegeuk dan memperlihatkan bagaimana bentuk rusa itu. Ini pertama kalinya aku mengaja Taegeuk dan Taekwon ke kebun binatang karena biasanya aku sangat sibuk dengan pekerjaanku. Yah, shooting sana-sini. Konser dari negara ini ke negara itu.
“Taekwon, mau lihat singa? Appa suka sekali dengan singa.” Ajakku dengan ekspresi yang membuat Taekwon penasaran dan tertarik dengan ajakanku. Aku memang suka sekali dengan singa, jika ke kebun binatang aku harus melihat singa. Jangan sampai absen dari hewan buas dan menakjubkan satu ini.
Sebelum ke area singa dan harimau, kami melewati area simpanse. Aku ingat kenangan pahit juga menggelikan jika melihat simpanse.
“Appa, mereka lucu sekali! Itu namanya apa?” Tanya Taekwon lagi sambil menunjuk simpanse yang sedang makan di rerumputan. Kami mendekat dan melihat-lihat simpanse lebih dulu.
“Ini namanya simpanse. Mirip Taekwon ya?” Godaku sambil tertawa-tawa.
“Tidak! Itu lebih mirip appa!” Taekwon balas mengejekku. Sudahlah, sama saja. Kalau kata Taekwon aku mirip simpanse, berarti dia juga mirip. Karena diakan anakku. Aku terkekeh geli karena memikirkan tentang simpanse-simpane ini. Tentang aku yang bercerita ketika intervew kalau aku pernah diludahi simpanse dan sejak saat itu Hyung juga fans-fansku sering memanggilku ‘monyet’. Menyesal menceritakannya. Untung semua itu tidak kumasukkan ke hati.
“Ayo kita pergi! Biarkan mereka makan.” Aku kembali mendorong kereta dan mengajak Taekwon ke rute selanjutnya.
Sampailah kita di area kawasan singa dan hewan-hewan buas.
“Oaaam!!” Taekwon menirukan suara auman singa. Dia lucu sekali. Kami menikmati melihat-lihat hewan buas ini. Kami berdua sepertinya sama-sama menyukai singa.
“Taegeukie, kau suka singa jugakan?” Aku menggendong Taegeuk dan memperlihatkan singa yang dibatasi jeruji besi itu. Tentu dengan batas aman, aku tidak mau anakku sampai dijadikan guling singa-singa itu.
Taeguek melambai-lambaikan tangannya dan berusaha menggapai jeruji besi itu. Dia juga suka singa ternyata.
“Siapa yang mau es krim?” Tawarku. Taekwon mengangkat tangannya dengan mata berbinar-binar.
“Aku mau es krim! Belikan!”
“Oke, kajja!” Kubaringkan lagi Taegeuk ke dalam kereta dorong dan menggandeng Taekwon.

            “Appa, rasa coklat itu lebih enak!” Kata Taekwon dengan mulut dan pipi belepotan ice cream. Aku hanya mengangguk mengiyakan. Taegeuk yang kupangku bahkan menggapai cone ice cream milikku.
“Jangan, Taegeuk yang ini saja.” Aku mengambil botol susunya dan meminumkannya pada Taegeuk. Awalnya dia tidak mau minum, tapi akhirnya mau juga.
Kami menikmati ice cream di sebuah bangku di bawah pohon rindang. Melihat orang-orang yang lalu lalang dengan keluarga mereka. Melihat sekeluarga yang duduk di bangku dekat kami.
“Appa, kalau eomma di sini pasti lebih menyenangkan.” Kata Taekwon.
“Tentu saja. Kapan-kapan kita ajak eomma.” Kataku.
Burung merpati terbang dan berhenti tepat di tanah di depan bangku kami. Ah, aku juga ingin memberi makan burung merpati.
“Appa membawa crakers udang.” Aku mengeluarkan sebuah bungkusan, menunjukkannya pada Taekwon dan Taegeuk lalu membukanya. Crakers udangyang sudah kupersiapkan.
“Taegeukie, beri makan burungnya.” Aku memberikan remah-remah biskuit itu di tangan Taegeuk. Bukannya di lempar, Taegeuk lagi-lagi hampir memasukkan remah-remah biskuit itu kemulutnya.
“Bukan dimakan, tapi dilempar. Diberikan ke burung.” Aku mencontohkan pada Taegeuk.
Anak itu melemparnya asal-asalan dan aku hanya tertawa. “Iya, pintar sekali.”
Burung merpati itu memakan crakers yang dilempar Taegeuk. Anak itu tersenyum lebar memperlihatkan gusinya.
“Aku juga ingin beri makan burung!” Pinta Taekwon tidak mau kalah. Aku memberikan sepotong crakers udang pada Taekwon. Hanya satu sampai empat burung yang berkurumun di depan kami. Meskipun tidak banyak, tapi rasanya keinginanku selama ini sudah terbayar.
Ponselku berdering, menyanyikan salah satu lagu terbaru kami. Lagu Bangtan Boys. Kurogoh sakuku dan mengeluarkan ponsel dari saku jaket.
Telepon dari Jung Ho Seok-Hyung.
“Oh, hallo hyung?”
“Aku sedang di kebun binatang bersama Taegeukie dan Taekwon-ah.”
“Fotoku?” Aku melihat dua balita itu bergantian.
“Tentu, aku akan mengirimkannya padamu. Ayo kita bersaing foto mana yang paling bagus! Kirimkan juga hasil foto milik Namjoon-hyung.” Aku menutup teleponku. Ho Seok-hyung memintaku mengirim foto selfieku bersama Taekwon dan Taegeuk saat di kebun binatang. Dan dia juga akan mengirimkan fotonya bersama anaknya. Ho Seok-hyung dan Namjoon-hyung sedang jalan-jalan ke Jepang sekaligus shooting acara variety di sana.
Astaga, aku sampai lupa untuk berfoto dan mengabadikan kenangan ini karena terlalu menikmati kebun binatang.
“Ayo kita foto bersama! Lalu kita unggah fotonya. Mereka akan iri pada kita.” Aku mengangkat ponselku.

1... 2... 3.... Say Taetae!

Aku tersenyum melihat hasil jepretan kami. Taegeuk dan Taekwon sangat menggemaskan. Kenangan ini akan tersimpan dengan baik.
“Ayo kita kirimkan ke eomma!” Kataku dan mulai meng-share foto selfie kami pada istriku yang sekarang pasti sedang bersenang-senang dengan reuninya.
Ada coment-coment yang masuk.
‘Kalian imut sekali. Aku ingin ada di sana sekarang!’
Aku membaca komentar dari istriku. Benarkan? Dia akan iri karena sekarang tidak ada di sini bersama kami.
“Eomma, datanglah kemari!” Tiba-tiba Taekwon berseru pada ponselku seolah teriakkannya bisa sampai pada eommanya. Ini bukan video call ataupun sedang menelepon.
“Lain kali kita ke sini bersama eomma. Eomma akan buat makanan yang banyak.” Celoteh Taekwon. Aku mengangguk.
“Pasti akan lebih menyenangkan kalau kita berempat datang kemari.” Aku mencubit pipi Taekwon dan Taegeuk gemas.
“Appa benar-benar bahagia sekarang.” Ujarku dengan senyum lebar yang jadi khasku.
Datang bersama kedua anakku ke kebun binatang adalah hal yang paling membuatku bahagia. Akan kubuat banyak moment-moment bahagia bersama mereka berdua. Taekwon dan Taegeuk.

~Fin~

Selesai deh! Aku buat ini karena pas intervew, Taehyung-oppa katanya pingin punya dua anak yang namanya Taekwon dan Taegeuk. Jadilah Ff ini. Ff kayak gini pasti udah banyak ya. Tapi aku cuma pingin mengingatkan keinginan Taehyung-oppa aja. Kalau ada kesamaan cerita, ini atas unsur ketidak sengaja’an. 
Thank you and coment ya...





0 komentar:

Posting Komentar